Jauh dipegunungan diperbatasan hutan rimba dan padang rumput hidup satu keluarga semut yang bahagia , sang ayah bernama karnabas sedang sang ibu bernama sukarsih, mereka berdua dikaruniai dua orang anak laki laki dan perempuan. Anak pertama laki laki bernama subas sedang adiknya yang perempuan bernama karsih.
Suatu ketika di siang bolong "oerk, ... oerk.... oerk.... " suara tangis tangis semut dari atas pohon rindang ditepi sungai hutan belantara yang menjadi batas antara wilayah hutan dengan gurun dan padang rumput.
Beberapa waktu lamanya , karsih si semut kecil yang baru berumur 3 tahun itu tidak ada yang menghiraukan maklum orang tuanya pergi kesawah untuk menanam gandum , sayur dan memetik buah buahan di kebun.
Sementara sang kakak subas yang sejak pagi hari pergi mengembala ternak ke ladang , dan memanen ikan belum juga pulang.
Oerk .... Oerk ... Oerk .... semakin lama suara tangis karsih nama semut kecil itu , semakin kencang dan terdengar sampai jauh. Namun tak satu makhluk pun disekitar mereka mau mendengar dan mendiamkan tangis karsih, maklum siang itu suasana sepi sekali, semua penghuni wilayah itu sedang keluar berburu , bertani , memanen hasil kebun dan tambak serta sebagian lagi membawa hasil panen minggu kemarin keluar kota.
Sang ibu "Sukarsih" yang berada diladang menemani Sang Ayah yang sejak pagi hari sibuk mencangkul dan menanam gandum, sedang duduk beristirahat dibawah pohon mangga, sembari meminum air yang dibawanya dari rumah tersentak kaget, karena mendengar suara tangis karsih dari kejauhan.
Oerk.... oerk... oerk..... !!!!!
Sontak naluri keibuan pun keluar dan menghentikan istirahatnya dan menghampiri dan berpamitan kepada sang ayah yang sedang mencangkul untuk pulang menengok karsih yang sedang menangis.
Sukarsih : "Ayah ... ibu mendengar karsih menangis , ibu mau berpamitan pulang dulu "
Sang ayahpun dengan menyuruh sang ibu bergegas untuk pulang , karena tahu mungkin "Subas" belum pulang dari menggembala ternak dan memanen ikan di tambak.
Karnabas : "Ya sudah bu ..!! segeralah bergegas , hati hati dijalan "
Sukarsih pun bergegas pulang , berlari diantara pematang sawah karena mendengar karsih yang sedang menangis sendirian dirumah.
Bersambung
0 comments:
Post a Comment