Sukarsih adalah nama dari se-ekor semut , ia adalah istri dari karnabas ayah dari dua ekor anak semut yang bernama "subas dan karsih" mereka tinggal di perbatasan antara hutan dan padang rumput tepat didalam pohon yang berada di tepi sungai.
Mereka sekeluarga hidup bahagia sebagai petani gandum dan sayur serta pengembala ternak, ia juga memiliki kebun yang berisikan buah buahan tempat dimana mereka biasa mengembala ternak mereka.
Siang itu .... "Oerk...Oerk...Oerk...." Suara tangis karsih masih terdengar dari kejauhan, sang ibu yang berlari dengan gegas dan terengah engah , tidak lagi menghiraukan kondisi disekitar , yang ada dalam pikirannya hanya segera sampai di rumah pohon dan menggendong karsih yang sedang menangis.
Mereka sekeluarga hidup bahagia sebagai petani gandum dan sayur serta pengembala ternak, ia juga memiliki kebun yang berisikan buah buahan tempat dimana mereka biasa mengembala ternak mereka.
Siang itu .... "Oerk...Oerk...Oerk...." Suara tangis karsih masih terdengar dari kejauhan, sang ibu yang berlari dengan gegas dan terengah engah , tidak lagi menghiraukan kondisi disekitar , yang ada dalam pikirannya hanya segera sampai di rumah pohon dan menggendong karsih yang sedang menangis.
Tiba tiba langkah Sukarsih terhenti tidak jauh dari rumah pohon , tempat dimana ia dan keluarga biasa berkumpul bersama melepas lelah.
Adalah Suwito sang kepiting yang galak dan pemarah tiba tiba berada disamping Sukarsih yang sedang bergegas untuk pulang menengok anaknya yang sedang menangis.
Suwito : Yuk..!!! numpang tanya , jalan ke kali mosolo sebelah mana ya ? tanya Suwito
Sukarsih yang sedari tadi tidak menghiraukan apapun yang ada disamping kanan dan kirinya sontak kaget karena panggilan Suwito.
Sukarsih : Anu kang .. saya mau pulang , anak saya menangis ... sahut sukarsih, sembari bergegas pergi meninggalkan suwito yang sedang kebingungan. Suwito yang sedang kebingungan pun bertambah tidak karuan bingungnya , karena jawaban dari sukarsih yang tidak memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukannya, sementara sukarsih yang berjalan dengan cepat karena panic semakin jauh dari suwito.
Karena sejauh memandang suwito tidak lagi menemukan ada perkampungan dan koloni seperti ditempat ini , akhirnya suwito memutuskan untuk mengikuti langkah sukarsih kedalam gubuk pohon tempat tinggalnya.
Ia berpikir daripada nantinya ia tersesat semakin jauh dan tidak lagi bisa bertemu dengan koloninya, lebih baik ia menyempatkan diri untuk bertanya kepada sukarsih atau binatang lain yang berada disekitar tempat itu.
Bersambung
0 comments:
Post a Comment