Cerita T-rex yang mengobrak abrik koloni di tempat belalang dan ulat terus berlanjut , sementara bantuan pasukan lebah dari ratu lebah yang akan dikirimkan guna untuk memenuhi permohonan belalang dan ulat berada dalam perjalanan.
Semut dan ulat yang kembali ke koloni mereka, merasa ragu karena hanya diberi tiga peleton pasukan dari ratu lebah , namun apa boleh dikata karena ratu lebah hanya memberikan bantuan berupa tiga peleton pasukan saja.
Meskipun penuh dengan keraguan akan bantuan yang diberikan oleh ratu lebah mengingat begitu dahsyatnya kerusakan yang disebabkan oleh pasukan T-rex, belalang dan ulat tetap saja kembali ke koloni bersama dengan bantuan dari ratu lebah.
Dalam perjalanan mereka juga berpikir bagaimana nantinya para punggawa ini akan mengusir para T-rex dan pasukannya, karena tidak ada bentuk penjelasan apapun dari ratu lebah mengenai bagaimana nantinya mereka akan mengusir para T-rex dan bala tentaranya.
Mereka terus menyusuri hutan dan jalan setapak menuju koloni, sementara para pasukan mengikuti mereka dari belakang, sang ulat yang berjalan lambat pun di angkut oleh para pasukan ratu lebah agar perjalanan mereka kembali ke koloni bisa lebih cepat.
Dalam pertengahan perjalanan mereka berhenti sejenak , karena belalang semakin ragu akan pertolongan ratu lebah, akhirnya belalang memutuskan untuk bertanya kepada salah satu punggawa pasukan yang diberikan oleh ratu lebah.
"Wahai panglima kumbang" tanya belalang.
"Ada apakah gerangan wahai belalang" jawab salah satu panglima ratu lebah.
"Apakah engkau yakin nantinya dapat mengusir para T-rex dan pasukannya ?" tanya belalang lagi.
"Jangan khawatir wahai belalang, karena kami sudah pernah bertempur dengan mereka, dan kami pun tahu bagaimana menjinakkan dan mengusir mereka" Jawab panglima kumbang.
Mendengar sedikit penjelasan dari panglima ratu lebah , belalang pun sedikit lega termasuk juga sang ulat yang juga sedari tadi sedang berpikir bagaimana nantinya pasukan kecil ini dapat mengusir para koloni T-rex.
Mereka pun bergegas kembali ke koloni dengan tanpa ada perasaan ragu dan khawatir lagi , dan merekapun berjalan menuju koloni dengan perasaan senang dan bahagia.
Bersambung ...
0 comments:
Post a Comment