Cerita semut dan kecoa yang biasa hidup di tempat tempat jorok dan kumuh ini bermula ketika kedua binatang ini tiba tiba bertemu dalam satu tempat dan waktu.
Mereka sedang asik bercakap cakap di pojok tempat sampah yang biasa dihuni untuk berkumpul para belatung.
Sedang asik bercanda sembari menikmati makanan kecil dipojok tempat pembuangan sampah akhir, tiba tiba datang rombongan kaki seribu yang kelihatannya hendak bertelor.
Mereka datang dengan tergopoh gopoh sembari menyisir dan menyisihkan sampah yang bertumpuk menghalangi jalan.
Para pasukan kaki seribu pun bergegas membersihkan jalan sembari memberikan peringatan agar para penghuni lain segera menjauh karena beberapa betina kaki seribu hendak bertelor. Kecoa dan semutpun kaget karena begitu ramai para semut dan serangga kecil lainnya berhamburan karena tanpa diduga pemangsa mereka tiba tiba datang dengan rombongan yang cukup besar.
Tak juga kecoa dan semut yang saat itu sedang berada di pojok tempat sampah , yang tiba tiba dikelilingi oleh para kaki seribu. Para pengawal kaki seribu pun lantas segera mengusir semut dan kecoa untuk lekas pergi dari tempat mereka berdiri, karena beberapa ekor kaki seribu betina hendak bertelor.
"Hai kalian lekas pergi dari tempat ini ...!!" bentak para kaki seribu.
Semut dan kecoa pun gemetaran karena mereka berada dihadapan para pemangsa yang dikenal cukup buas dikalangan serangga kecil seperti mereka , belum berhenti rasa takut mereka dan belum juga beranjak dari tempat kediaman mereka, para punggawa kaki seribu kembali menghardik mereka. "Hai .. kalian ... mau pergi tidak .. !! atau kami mangsa kalian hidup hidup... ?"
Semut dan kecoa yang saat itu sedang berada dipojok tempat sampah pun tidak bisa berkata kata dan semakin takut karena kehadiran para pemangsa yang tidak diduga kehadirannya, tubuh mereka semakin gemetaran dan keluar keringat dingin dari sekujur tubuh mereka.
Sambil gemetaran akhirnya kecoa pun mengajak semut untuk lekas pergi meninggalkan lokasi tempat kediaman mereka berbincang bincang, "Baiklah ... wahai panglima kaki seribu kami lekas pergi".
Semut dan kecoa pun terbang singgah ke tempat lain, sedang para punggawa kaki seribu segera berbenah dan membersihkan pojok tempat sampah sebagai tempat untuk bertelor para betina yang sedang hamil besar.
Namun kecoa pergi sambil menggerutu, "Awas kau nanti akan kubalas dan kumakan habis telor telor yang hendak engkau tetaskan"... sementara sang semut gemetaran sembari berpegangan diatas tubuh kecoa.
Bersambung
0 comments:
Post a Comment