Setelah berhasil mengumpulkan segentong madu , si semut "karnabas" pun berpamitan kepada putri lebah untuk segera pulang dan memberikan obat tersebut kepada anaknya karsih yang sedang sakit.Ia tak lagi memikirkan apapun melainkan hanya untuk segera pulang dan berkumpul bersama keluarganya sembari memberikan obat yang telah lama dicari.
Bayang bayang kegembiraan keluarganya pun tak luput terlintas dalam benak karnabas karena jerih payahnya terbayarkan dengan segentong penuh madu yang berhasil dia dapatkan.
Semutpun berlari kencang menyusuri jalan setapak hutan rimba yang dia lewati sebelumnya , waktu seolah olah berjalan begitu cepat , karena tak lama setelah berpamintan dengan putri lebah ia mendapati persimpangan jalan dimana sebelumnya ia bertemu dengan seorang lebah petapa.
Tanpa basa basi sesampainya dipersimpangan jalan, semutpun mengucapkan terima kasih kembali kepada lebah petapa dan lewat begitu saja tanpa perkataan apapun lagi , maklum ianya sedang dalam keadaan tergesa gesa untuk memberikan obat mujarab kepada sikecil yang sedang sakit.
'sama - sama', hati hati dijalan dan jangan sungkan untuk bermain lagi ketempat ini' jawab sang lebah petapa, namun semut seolah tidak menghiraukannya. Lebah petapapun hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihat semut yang begitu gembira dan berlari dengan tergesa gesa sambil membawa segentong madu.
Beberapa jam kemudian sampailah ia ditepi sungai yang memisahkan hutan rimba dengan gurun pasir dan rumput tempat ia dan sekawanan serangga lainnya bermukim, dengan memanfaatkan daun kering yang berguguran dan ranting kecil untuk mendayung akhirnya sampailah ia disebrang sungai.
Tinggal sedikit lagi dan sampailah ia kerumah dengan membawa segentong madu , obat mujarab bagi si kecil yang tengah jatuh sakit.
Bersambung..
Bayang bayang kegembiraan keluarganya pun tak luput terlintas dalam benak karnabas karena jerih payahnya terbayarkan dengan segentong penuh madu yang berhasil dia dapatkan.
Semutpun berlari kencang menyusuri jalan setapak hutan rimba yang dia lewati sebelumnya , waktu seolah olah berjalan begitu cepat , karena tak lama setelah berpamintan dengan putri lebah ia mendapati persimpangan jalan dimana sebelumnya ia bertemu dengan seorang lebah petapa.
Tanpa basa basi sesampainya dipersimpangan jalan, semutpun mengucapkan terima kasih kembali kepada lebah petapa dan lewat begitu saja tanpa perkataan apapun lagi , maklum ianya sedang dalam keadaan tergesa gesa untuk memberikan obat mujarab kepada sikecil yang sedang sakit.
'sama - sama', hati hati dijalan dan jangan sungkan untuk bermain lagi ketempat ini' jawab sang lebah petapa, namun semut seolah tidak menghiraukannya. Lebah petapapun hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihat semut yang begitu gembira dan berlari dengan tergesa gesa sambil membawa segentong madu.
Beberapa jam kemudian sampailah ia ditepi sungai yang memisahkan hutan rimba dengan gurun pasir dan rumput tempat ia dan sekawanan serangga lainnya bermukim, dengan memanfaatkan daun kering yang berguguran dan ranting kecil untuk mendayung akhirnya sampailah ia disebrang sungai.
Tinggal sedikit lagi dan sampailah ia kerumah dengan membawa segentong madu , obat mujarab bagi si kecil yang tengah jatuh sakit.
Bersambung..
0 comments:
Post a Comment